Lukas 21:4 "Sebab, mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah yang dimilikinya."
Ada sebuah cerita yang sangat menarik : Dalam kondisi uang hanya tinggal 50 ribu rupiah Tami kedatangan tetangga yang membawa cabai ke rumahnya. "Mbak, tolong dibeli cabai ini. 30 ribu rupiah saja, buat beli beras," ujar sang tetangga.
Dalam kondisi agak bimbang, Tami yang pernah merasakan hidup kekurangan memutuskan untuk membeli cabai itu, dengan menambahkan lima butir telur yang kebetulan masih ada di dapurnya.
Tak disangka, lima menit kemudian tetangga lain datang untuk mengembalikan uang 200 ribu rupiah yang dipinjamnya dua bulan lalu.
Semula Tom, anak sulung Tami, tak mengerti mengapa ibunya membeli cabai dengan uang yang tinggal sedikit, tetapi setelah pengembalian uang pinjaman itu, Tom mengerti bahwa itulah cara Tuhan menguji sekaligus memberkati ibunya.
Dalam kisah tentang pemberian janda miskin dengan persembahannya, memang tak diceritakan profil pribadi dan profesi dari janda tersebut.
Tak ada pula catatan apa yang selanjutnya dialami janda itu, tetapi jelas tercatat bahwa ia memberikan seluruh nafkahnya untuk persembahan.
Kerelaan dan pengorbanan tampaknya menjadi kunci dari pemberian itu, yang lantas mendapat pujian dari Yesus.
Terkadang dalam kondisi terbatas, kita justru mengalami ujian apakah akan tetap memberi atau menolak memberi dengan alasan tertentu.
Dalam kondisi itu, tak selalu pula pemberian kita akan langsung membuahkan sesuatu yang baik, seperti pengalaman Tami di atas. Namun, percayalah bahwa hukum tabur-tuai masih berlaku, dimana cepat atau lambat, taburan dari pemberian kita akan berbalik menjadi berkat.
”Memberi dengan murah hati, asalkan dilakukan dengan Iman dan rela, dapat menjadi taburan yang kelak akan kita tuai hasilnya”
Comentários